- Back to Home »
- pegawe negri , sekitar kita , tanya kenapa ? »
- menjadi pegawe negeri itu ....
Posted by : ngatmow
5.01.2013
Naik pangkat.....
kayaknya gagah banget ya, dan kesan yang tersampaikan begitu mendengarnya seperti gimana gitu....
Yah itu yang alhamdulillah baru saja saya alami beberapa waktu yang lalu. Kenaikan pangkat dan golongan sebagai pegawai negeri sipil alias pe en es. Setelah mengabdi selama 4 tahun, baru kali ini saya mengalaminya.
Tentu saja semua orang juga tahu bahwa kenaikan pangkat adalah sesuatu yang diidam idamkan karena akan membawa "dampak yang positif" bagi penerima dan keluarganya.
Dan semua orang juga tahu bahwa seorang pe en es kenaikan pangkat bukanlah sebuah hal yang "wah" dan seperti yang sudah tertulis di awal tadi.
Sedikit cerita,
Setelah pelantikan dan serah terima SK tentang kenaikan pangkat, seorang teman berujar
" Empat tahun kok tambahannya cuman angka puluhan ribu doang ....hemmm ... kok lucu ya " gumamnya yang sebelum menjadi pegwe negri 4 tahun lalu adalah seorang supervisor di sebuah bank swasta nasional di ibu kota.
tentu saja kalimatnya ini akhirnya masuk banget ke hati saya yang terdalam.
Lucu memang kalau dipikir. Sebab kalau saja masih bekerja di swasta atau BUMN maka 4 tahun waktu yang dibutuhkan tentu saja sudah bisa melewati beberapa kali kenaikan pangkat atau kenaikan gaji atau bisa meraih beberapa point prestasi yang akan mempengaruhi index prestasi dan besaran gaji (yang tentu saja bukan hanya puluhan ribu saja hehehe.....)
sempat terpikir kata menyesal (menjadi pegawe negeri) sih... tapi ketika dipikir kembali pikiran itu hilang dengan munculnya kesadaran bahwa ini adalah jalan yang paling baik dan sudah digoreskan oleh Yang Maha Pencipta di jalur hidup....
Dengan menjadi pegawe negeri, jarak yang harus di tempuh untuk mengunjungi orang tua tidaklah sejauh ketika masih bekerja di swasta dulu, menjadi pegawe negeri status sosial di lingkungan saya yang masih desa menjadi "lumayan terakui", dengan menjadi pegawe negeri bisa hutang bank dengan tanpa pertanyaan yang aneh-aneh...lho ....???
Ah sudahlah.... yang jelas, saya jadi semakin sadar bahwa memang menjadi pegawe negeri kita harus siap untuk hidup cukup. cukup bisa makan, cukup bisa jajan, cukup bisa bayar spp anak...hehe... dan cukup bisa kaya ............kaya pegawe negeri lainnya saja hahaha.....
Bicara soal kaya, memang pegawe negeri di kabupaten seperti saya hanya merupakan mimpi indah yang tidak akan mungkin tercapai apabila hanya mengandalkan gajian dan tunjangan....tentu saja plus potongan-potongannya yang beragam indahnya......
dan untuk mencapainya hanya ada satu cara halal......
cari dari luar lingkungan kerja
maksudnya adalah dengan merintis usaha lain, seperti berdagang, bertani, dan sebagainya yang jangan sekalipun bersinggungan dengan birokrasi (plis jangan dibantah sebab sudah banyak contoh buruk jika terjadi seperti itu).
asal tahu saja, ada sebuah anggapan di masyarakat bahwa seorang pegawe negeri kok kaya, berarti dia korupsi....
itu bisa bener bisa tidak.....
bisa benernya kalo saja yang bersangkutan tidak punya usaha diluar pekerjaannya dan dia sudah menduduki sebuah jabatan.....(jenis yang ini banyak dijumpai dimana-mana)
bisa tidak bener jika yang bersangkutan punya usaha yang bagus, berkembang dan biasanya jenis ini adalah orang muda yang masih belum punya jabatan atau posisi tertentu.....
mari kita renungkan dan resapi dalam dalam sambil nyruput secangkir kopi......
tentu saja kalimatnya ini akhirnya masuk banget ke hati saya yang terdalam.
Lucu memang kalau dipikir. Sebab kalau saja masih bekerja di swasta atau BUMN maka 4 tahun waktu yang dibutuhkan tentu saja sudah bisa melewati beberapa kali kenaikan pangkat atau kenaikan gaji atau bisa meraih beberapa point prestasi yang akan mempengaruhi index prestasi dan besaran gaji (yang tentu saja bukan hanya puluhan ribu saja hehehe.....)
sempat terpikir kata menyesal (menjadi pegawe negeri) sih... tapi ketika dipikir kembali pikiran itu hilang dengan munculnya kesadaran bahwa ini adalah jalan yang paling baik dan sudah digoreskan oleh Yang Maha Pencipta di jalur hidup....
Dengan menjadi pegawe negeri, jarak yang harus di tempuh untuk mengunjungi orang tua tidaklah sejauh ketika masih bekerja di swasta dulu, menjadi pegawe negeri status sosial di lingkungan saya yang masih desa menjadi "lumayan terakui", dengan menjadi pegawe negeri bisa hutang bank dengan tanpa pertanyaan yang aneh-aneh...lho ....???
Ah sudahlah.... yang jelas, saya jadi semakin sadar bahwa memang menjadi pegawe negeri kita harus siap untuk hidup cukup. cukup bisa makan, cukup bisa jajan, cukup bisa bayar spp anak...hehe... dan cukup bisa kaya ............kaya pegawe negeri lainnya saja hahaha.....
Bicara soal kaya, memang pegawe negeri di kabupaten seperti saya hanya merupakan mimpi indah yang tidak akan mungkin tercapai apabila hanya mengandalkan gajian dan tunjangan....tentu saja plus potongan-potongannya yang beragam indahnya......
dan untuk mencapainya hanya ada satu cara halal......
cari dari luar lingkungan kerja
maksudnya adalah dengan merintis usaha lain, seperti berdagang, bertani, dan sebagainya yang jangan sekalipun bersinggungan dengan birokrasi (plis jangan dibantah sebab sudah banyak contoh buruk jika terjadi seperti itu).
asal tahu saja, ada sebuah anggapan di masyarakat bahwa seorang pegawe negeri kok kaya, berarti dia korupsi....
itu bisa bener bisa tidak.....
bisa benernya kalo saja yang bersangkutan tidak punya usaha diluar pekerjaannya dan dia sudah menduduki sebuah jabatan.....(jenis yang ini banyak dijumpai dimana-mana)
bisa tidak bener jika yang bersangkutan punya usaha yang bagus, berkembang dan biasanya jenis ini adalah orang muda yang masih belum punya jabatan atau posisi tertentu.....
mari kita renungkan dan resapi dalam dalam sambil nyruput secangkir kopi......
3 Comments
betul sekali.dengan getir dan penuh kalimat "perumpamaan dan pertentangan" anda berhasil menceritakan apa yang menjadi kesalahan persepsi masyarakat kita
BalasHapussatirrrrrrrr.saya suka cara penyampaiannya mas.seperti kegetiran pribadi
BalasHapus" Nerimo ing pandum ", jadi apapun jika pekerjaan dikerjakan dengan sepenuh hati tulus ikhlas,niati ibadah. Hati nurani kitalah yang akan merasakan. mereka hanya penonton semu.
BalasHapus