- Back to Home »
- jalan-jalan , kontes , sekitar kita »
- Kinahrejo, Surga yang sedang berbenah
Masih ingat mbah Maridjan ? yup, seorang tokoh yang dianggap sentral dalam lakon "Meletusnya Gunung Merapi tahun 2010" yang lalu. Juru Kunci Gunung Merapi yang gemar minum teh hangat dicampur gula jawa serta camilan seperti klanting, marning, dan peyek ini mendadak muncul menjadi headline surat kabar dan media massa sejagad Indonesia semenjak kejadian "ajaib" pada saat terjadinya letusan di tahun itu, berbarengan dengan dahsyatnya pemberitaan tentang luluh lantaknya dusun dimana ia tinggal. Dusun Kinahrejo, desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Jogjakarta, yang hanya berjarak 4 kilometer dari mulut kawah Merapi, gunung paling aktif di dunia yang berada di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan DIY. Dan menjadi dusun yang pertama kali akan terkena dampak erupsi bila gunung tersebut "batuk".
Dok. Mbah Dharmo - KoFiPon |
Mbah Maridjan memang sudah meninggal, dusun Kinahrejopun sempat rata dengan tanah dan kisah pilu sempat menggema dimana-mana. Namun sekarang, itu semua sudah mulai dilupakan. Masyarakat mulai bangkit lagi menata roda kehidupannya. Kicauan burung kembali terdengar dan Bunga kembali bermekaran di dusun Kinahrejo. Disini alam menampakkan wujud aslinya. Bukit-bukit kecil dengan cekungannya yang curam terlihat jelas. Sejauh mata memandang, birunya langit, hijaunya tunas-tunas pohon dan tanah kecoklatan bercampur warna abu-abu sisa lava dahulu seolah mengajak kita untuk mensyukuri hidup dan menyadari betapa besar kekuasaan-Nya. Tak ada lagi penghalang pandangan, pohon-pohon besar yang telah tumbang memberikan pesona tersendiri yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Benar-benar sebuah pemandangan yang kontras apabila menilik bahwa di sela-selanya tampak jelas sisa-sisa pohon yang tumbang atau meranggas dan bekas-bekas rumah yang telah luluh lantak terpanggang awan panas kala itu.Tapi disitulah letak keindahan dan eksotismenya. Sungguh luar biasa.
Untuk menuju ke lokasi ini, apabila kita datang dari arah Yogyakarta bisa menjangkaunya dengan menggunakan sepeda motor dan jeep. Dalam perjalanan ditemukan 2 buah loket masuk yang dikelola oleh masyarakat. Harga per tiket berkisar antara Rp. 3.000 - Rp. 5.000 / orang, sudah termasuk parkir. Memang sih banyaknya pengunjung yang menggunakan kendaraan memberi keuntungan lain bagi masyarakat. Parkir kendaraan menjadi sumber penghasilan yang menggiurkan. Tidak mengherankan ada banyak pilihan tempat parkir di dusun ini yang di sisi lain memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan yang datang.
Oya satu lagi, jika sudah sampai di sini jangan takut kita akan mengalami kelaparan lho, sebab di areal parkiran dan sepanjang jalan menuju rumah Mbah Maridjan terdapat rumah-rumah sederhana yang menjajakan makanan dan minuman serta souvenir untuk kenang-kenangan. Makanan yang tersaji pun cukup beragam. Mulai dari camilan ringan, jajan pasar sampai nasi rames dengan harga "bersahabat" pun ada. Disamping beragam minuman hangat siap saji tentunya.
Dok. Mbah Dharmo - KoFiPon |
ya sebuah surga wisata yang tak akan terlupakan....