2.04.2014

Peringatan serius buat photoshoper

Peringatan serius buat yang suka ngutak atik foto (terutama foto para model) untuk kemudian mempublikasikannya ke media massa. Kebebasan para pengutak atik dan photoshoper akan semakin dibatasi. Hal itu jelas diulas pada sebuah artikel pada detik.com .....


Membuat tubuh model dan selebriti jadi lebih langsing dengan Photoshop bisa mendatangkan masalah hukum bagi pelakunya. Setidaknya itu aturan yang diterapkan pemerintah Israel dan baru diloloskan pada 2013 lalu. Aturan yang pertamakali diserukan oleh fotografer fashion Adi Barkan ini ternyata banjir dukungan di Australia. Sejumlah kalangan bahkan mengimbau Negeri Kangguru itu untuk melakukan tindakan serupa.

Aturan tersebut berbunyi, foto yang telah diubah dengan program komputer Photoshop harus dilengkapi peringatan jelas dan model busana harus memiliki indeks massa tubuh minimum 18,5. Di luar itu, tindakan tersebut akan dianggap melanggar hukum.

Hukum yang diberi nama 'hukum Photoshop' ini dibuat sebagai reaksi terhadap berbagai masalah yang timbul karena pandangan negatif terhadap tubuh sendiri yang dapat berujung anoreksia. Gambaran tubuh model atau selebriti yang sempurna di majalah maupun iklan, disinyalir jadi salah satu pemicu maraknya kasus anoreksia dan rendahnya kepercayaan diri di kalangan remaja.

Penerbit buku Mia Freedman di Australia, berpendapat bahwa 'hukum Photoshop' yang diterapkan Israel adalah ide yang brilian. Juga persyaratan indeks massa tubuh minimum untuk model dinilainya sangat menarik.

"Aturan seperti itu di industri modelling, mungkin, yah, akan membuat banyak model 'turun' dari panggung catwalk dan pemotretan majalah. Tapi itu bisa sangat, sangat membantu. Karena Anda tidak akan tahu seseorang sehat atau tidak hanya dengan melihatnya dari luar," ujar Mia, seperti dikutip dari ABC Australia.

Pandangan negatif terhadap tubuh sendiri memang kerap menjangkiti wanita di seluruh dunia, termasuk Australia. Akibatnya bermacam-macam. Mulai dari rendah diri, diet yang berbahaya bagi kesehatan, depresi, hingga anoreksia dan bulimia.

Tahun 2009, pemerintah Australia mendirikan kelompok penasihat nasional untuk menyikapi masalah ini. Mereka sempat membuat tata tertib industri media, fashion dan iklan. Isi tata tertib itu diantaranya terwakilinya keberagaman, tidak menggunakan Photoshop untuk mengubah bentuk tubuh di foto, dan model harus memiliki berat badan sehat.

Namun, menurut Mia yang juga ketua kelompok tersebut, tata tertib itu gagal karena Photoshop tetap banyak digunakan. Ia pun meminta diterapkannya peraturan yang lebih ketat.

Di luar Israel dan Australia, urusan meng-edit dengan Photoshop ini memang kerap menimbulkan pro & kontra. Contoh paling jelas dan baru adalah Lena Dunham yang tampil untuk cover majalah dan fashion spread Vogue Amerika edisi Februari 2014. Dalam foto hasil jepretan Anne Leibovitz tersebut, tubuh Lena yang berisi jadi terlihat lebih ramping. Penampilan Lena dalam majalah yang kerap dijuluki 'fashion bible' itu pun mengundang kontroversi.

Situs Jezebel menawarkan uang USD 10.000 atau sekitar Rp 122 juta bagi siapa saja yang mau mem-posting foto bintang serial 'Girls' itu sebelum di-retouch di Photoshop. Akibatnya, banyak pihak yang terpancing dan mendesak untuk merilis foto Lena yang tidak di-Photoshop ke publik. Lena pun menanggapi reaksi itu dengan santai.

"Majalah fashion seperti sebuah fantasi yang indah. Vogue bukanlah tempat dimana kita melihat wanita yang realistis, tapi tempat melihat baju-baju bagus dan tempat indah dan sebuah pelarian. Menurut saya jika semua itu bisa merefleksikan diri saya, dan saya bisa memakai gaun Prada yang indah dan dikelilingi pria tampan serta anjing yang bagus, apa masalahnya?" urai Lena.

Jika Lena merespon hasil foto editannya dengan 'kalem', tidak dengan Nicki Minaj. Rapper berusia 31 tahun itu justru marah saat melihat dirinya terlihat terlalu sempurna karena Photoshop. Melalui akun Instagramnya Nicki melayangkan protes pada majalah ESPN yang melakukan banyak Photoshop pada fotonya. Nicki mengungkapkan kemarahannya dengan menampilkan foto sampul majalah ESPN bergambar dirinya dan Kobe Bryant.

"When retouching goes wrong," begitu tulisnya pada caption foto.

Nah lho....
kalo sudah begini repot juga kan...semoga saja tidak diterapkan di negeri kita yang terkenal sebagai negara peniru ini. Dan semoga saja bagi mereka-mereka yang punya bakat dan menyalurkannya dengan jalan semacam ini segera bertobat...hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar