- Back to Home »
- Thomas Fatah »
- Tambal Ban Galau
Hujan masih mengguyur jalan raya dengan hebat saat Thomas memacu Lady Punky, Vespa pink kesayangannya menuju ke kantor. Memang sejak hari sebelumnya hujan tidak berhenti menjatuhi bumi dengan airnya yang seolah tidak ada habisnya. Dari gerimis sampai hujan super lebat komplit bergantian seolah ingin menunjukkan eksistensinya.
Sudah setengah jam Lady Punky berlari diantara mobil mobil yang saling berkejaran di jalan raya, dan tinggal seperempat jam lagi sampai ke tujuannya di pusat kota. Raut muka Thomas nampak kusut sekusut jaket paracute yang dikenakannya saat itu. Terbayang dalam pikirannya Mister Jono sang kepala ruang dan Madam Supi akan tersenyum lebar karena mendapatkan sasaran empuk pem-bully-an untuk kemudian memperlakukannya seperti seekor musang masuk ke perangkap pemburu binatang.
Waktu tempuh tinggal 7 menit untuk sampai di kantor saat tiba tiba Thomas merasakan sesuatu pada roda belakang vespanya itu. Bocor.......
" Asemmmm...." begitu umpatnya dalam hati sambil berusaha mencari posisi utnuk menepi di bahu jalan yang penuh rumput.
Sambil membetulkan posisi tas yang tidak muat masuk ke mantelnya, pemuda tambun ini beringsut mendorong - atau lebih tepatnya menggandeng - si Pungky menyusuri jalan raya sambil sesekali mengumpat kepada mobil yang lewat akibat cipratan air dari roda mereka.
Keberuntungan rupanya masih sudi menghampiri pemuda bertubuh sedikit over seksi ini (karena dia tidak mau disebut sebagai seorang gendut hehe....). Hanya jarak 100 meter di depannya, berdiri sebuah bengkel khusus sepeda motor lengkap dengan tulisan TAMBAL BAND TUBLESS. Gagah dan nampak sungguh mempesona.Thomas pun kembali bersemangat......
" Sudah buka pak ? " tanya Thomas kepada bapak pemilik bengkel yang tengah asyik menonton televisi. Entah dengar atau tidak, bapak ini tidak bergeming sedikitpun.
" halo,....sudah buka pak ? " tanyanya lagi dengan nada yang sedikit ditinggikan
" saya nggak budeg kok mas.... ada apa ? " jawab bapak itu ketus.
" anu pak, mau tambal. sudah buka ? "
" bentar mas, saya lagi nonton berita ini lho....tanggung " sahut bapak itu tetap ketus
" berita apa to pak ? "
" itu lho berita politik di negeri ini mas... parah tenan "
" lha gimana to pak ? saya nggak pernah lihat berita je ... "
" welah....beli tivi dong mas, wong paling sekarang di pasar Johar saja ada yang harganya seratus ribuan kok. Biar nggak diapusi sama politikus politikus kaya demit itu lagi.... "
" hehehe.... gitu yo pak ? "
" yoh .... " jawab bapak itu singkat sambil beranjak dari tempat duduknya dan mulai mengerjakan tugasnya sebagai seorang tukang tambal ban.
" Sampeyan kerja dimana mas ?" tanya bapak itu tiba tiba.
" Eh, Nganu pak.. pemkab " jawab Thomas kaget
" Wah orang pemerintahan to ? "
" Nganu kok pak, saya cuman buruh kecil saja kok "
" Welah sampeyan ini bagaimana....lha wong sudah dikasih rejeki kerjaan yang bergengsi begitu kok ya tidak ada syukur syukurnya blas " sahut lelaki berperawakan kurus kering itu.
" Lha kalo sampeyan ini buruh kecil, lalu saya ini apa ? buruh tengu ? kok aneh ? " sambungnya
Thomas pun hanya tersenyum kecut.
Kemudian hening.
" Sudah lama mas di pemerintahan ? " tanya bapak itu tiba tiba
" Baru berapa tahun kok pak. belum lama " jawab Thomas.
" Gimana disana mas ? enak nggak ? gaji besar, ada tunjangan, honor sana sini, de el el de el el.... "
" weh nggak juga kok pak. itu kan yang di tivi tivi aja. kalo di dunia nyata yo sama saja....... kerjaan banyak, dituntut selalu benar sama yang diatasnya lagi tanpa peduli prosesnya mau bagaimana, belum tuntutan dari anggota yang terhormat yang selalu minta agar aspirasi sebagai program mereka dapat terlaksana, dan yang paling eneg tentu saja setelah itu semua gaji kita sama saja ........hehehe...... "
" halah, itu kan versi sampeyan mas. kalo saya lihat setiap harinya, kok ya kayaknya jadi pegawe pemerintahan itu hepi hepi, bahagia, sante gitu kok "
" nganu pak, mungkin itu mereka mereka yang ada di bagian yang sedang tidak mumet. soalnya hampir semua buruh negeri itu sama saja kok.....banyak dari kita yang harus menyelesaikan tugas pekerjaannya sampai lembur lembur tanpa uang lembur, berkorban waktu meninggalkan keluarga, anak istri, demi pekerjaan, berkorban kesehatan demi terselesaikannya gawean,.....apa itu semua dihargai atau minimal diperhatikan sama para bos besar ? nggak pak. Nggak..... " jelas Thomas dengan nada kesal
" hahaha..... aneh mase ini..... kok ya malah jadi curhat ke saya..... "
" saya nggak curhat kok pak, cuman pengen meluruskan saja. bahwa kami yang jadi buruh negeri ini ada yang namanya pengawasan bertingkat, ada yang namanya komando..... nah, kalau ada yang kelihatan santai dan nggak pusing, mungkin dia sudah terlalu lelah untuk pusing dan berpikir tentang pekerjaannya......suwer "
" Owwhhh..... " sahut bapak itu dengan nada seakan hendak mengatakan sesuatu namun diurungkan karena enggan berdebat panjang.
Hening lagi...
" Sudah selesai ini mas. ban dalemnya sobek. besok kalo bocor lagi ganti saja, soalnya sudah lumayan parah ini..... "
" beres pak, oya berapa ongkosnya pak ? " tanya Thomas sambil mengeluarkan selembar uang 10 ribuan satu satunya dari saku celana
" bawa saja mas...... itung itung saya sodaqoh pagi ini......" jawab bapak itu santai
" yang bener pak ? wah terimakasih " sahut Thomas sumringah
" bener mas... kasihan mase yang kerjaannya berat seperti itu. sebab kalau kami yang jadi tukang bengkel seperti ini pasti tidak akan mampu bekerja seperti itu. Kami cuma bisanya hanya utak atik motor konsumen setiap hari, tambal ban yang tidak setiap hari ada yang datang, menunggu konsumen sambil kepanasan kedinginan dan bahkan kehujanan tiap hari, dan itu semua demi bisa mendapatkan penghasilan yang terkadang alhamdulillah hanya bisa buat beli beras satu kilo, itupun kemudian dibawa pulang untuk makan anak dan istri, juga dituntut untuk harus selalu kerja keras dan memutar otak untuk biaya sewa kios tiap bulan, biaya kontrak rumah, biaya anak sekolah, biaya ini itu...... ah sudahlah mas, hati hati dijalan. Jangan ngebut......."
Dan Thomas pun terdiam lagi.