- Back to Home »
- coretan ringan , inspiratif , profil , software »
- Adi Nur Cahyono, dari MathCity Map (MCM) sampai Pokemon GO
Akhir akhir ini dunia sedang heboh dengan fenomena Pokemon GO. Hampir setiap menit kita disuguhi berita-berita yang berkaitan dengannya. Mulai dari aspek positif, negatif, review, sampai pada cara meng-hack dan trik-trik dalam mengakali permainan ini. dan memang Pokemon GO ini merupakan terobosan baru dalam cara bermain game. Jika selama ini games diasosiasikan sebagai permainan indoor, maka Pokemon GO melabrak stereotipe itu. Para player atau disebut Pokemon Trainer harus keluar ruangan untuk berburu Pokemon. Adanya feature ini ternyata disambut baik. Lalu bagaimana dengan Indonesia, apakah kita hanya menjadi pasar saja? Mampukah kita mengembangkan game-game seru (dan juga mendidik) yang bisa menyamai dan melebihi Pokemon GO?
Ternyata ada game menarik yang sedang dikembangkan, bahkan lebih bernuansa pendidikan. Game ini dikenal dengan MathCity Map (MCM). Cara memainkannya kurang lebih sama. Player dengan menggunakan smartphone dan terkoneksi dengan GPS dapat menginstal aplikasi MCM (dapat diunduh di sini , di sini dan Google Play). Selanjutnya, player akan diminta untuk menelusuri jalan-jalan sesuai peta untuk menemukan suatu post. Kemudian di post tersebut, player akan mendapat task untuk memecahkan problem matematika yang berhubungan dengan tempat, bangunan atau benda disekitarnya. Misalnya, di lokasi post ada sebuah kolam besar, maka player diminta untuk menghitung berapa botol air (volume 1500mL) yang diperlukan untuk mengisi kolam. Jika belum mampu menjawab, maka player dapat membuka fitur bantuan (hint) untuk memperoleh informasi tambahan.
Pertanyaannya pun dirancang agar player dapat memecahkan task dengan strateginya sendiri. Misalnya untuk mengukur volume kolam maka perlu mengukur diameter kolam. Bagaimana mengukur diameter kolam besar yang berisi air hanya dengan penggaris?
Games ini dirancang agar player dapat merasakan pengalaman memecahkan matematika di tempat dan situsi yang riil. Jadi, matematika tidak bersifat abstract dan persoalan matematika dapat ditemui di tempat-tempat umum entah sekolah, pasar, taman atau tempat lainnya. Pelajar pun antusias karena belajar matematika tidak hanya di kelas. MCM ini merupakan proyek riset dari Goethe-Universität Frankfurt a.M., dimana salah satu pengembangnya adalah Adi Nur Cahyono, seorang dosen muda di Universitas Negeri Semarang.
Siapakah Adi Nur Cahyono ini ? Dia adalah seorang pemuda kelahiran sebuah kota kecil di Jawa Tengah, Banjarnegara, 34 Tahun Silam. Kecintaannya kepada Matematika dan dunia pendidikan membawanya berkelana untuk mengajar baik di kota kelahiran maupun di perantauan. SMA Kartini Semarang (2005-2007), SMA N 1 Banjarnegara RSBI dan UPBJJ Universitas Terbuka (2007-2008), IKIP PGRI Semarang (2008) dan Universitas Negeri Semarang (2009 - sekarang) sempat menjadi pelabuhannya dalam ber-Matematika.
foto by Adi Nur Cahyono |
Dan sebagai seorang pemuda yang kekinian, dalam kegiatan kesehariannya bapak yang sayang anak ini juga ternyata sudah memiliki aplikasi Pokemon GO juga di dalam smartphonenya. Sehingga kegiatan melipirnya ketika sedang mengantar sang buah hati ke Kindergarten alias TK di Frankfurt sana juga diselingi mencari Pokemon kamana mana.
foto by Adi Nur Cahyono |
Saya pun membayangkan kalau game ini tidak hanya untuk matematika, tapi bisa terintegrasi untuk bidang lain, entah sejarah, budaya, ekonomi, fisika, kimia, dan bidang lainnya. Tapi namanya akan berubah jadi seperti apa ya ? ada ide ?
*Disadur dari sumber tulisan asli : http://www.kompasiana.com/yousufkurniawan dengan sedikit penambahan