- Back to Home »
- banjarnegara , jalan-jalan »
- Sedikit catatan Napak Tilas Route Gerilya Banjarnegara Berjuang Periode ke XXIV
Posted by : ngatmow
11.15.2017
Pernah denger istilah napak tilas belum kisanak ?? Belum ? weleh.......
Napak tilas itu adalah sebuah kegiatan perjalanan panjang yang biasanya dihindari oleh cewek cewek cantik nan putih macam sosialita karena akan mengakibatkan perubahan warna kulit secara signifikan dan perubahan nyata pada tingkat kekusaman wajah ...... eh......
Bukan ding ....... hehehehe.......
Jadi gini kisanak....napak tilas itu sebuah kegiatan yang dilakukan oleh manusia berupa perjalanan nan panjang dimana rute yang dilalui adalah rute khusus yang mempunya nilai historis tertentu. Baik dilakukan secara individu maupun bersama sama ....kalau menurut KBBI, Napak Tilas diartikan sebagai berjalan kaki dengan menelusuri jalan yang pernah dilalui oleh seseorang, pasukan, dan sebagainya untuk mengenang perjalanan pada masa perang dan atau sejarah masa lalu......
begitu .......
Pelepasan napak tilas di Ds. Pejawaran oleh Sekcam Pejawaran |
Tahun ini Napak Tilas Route Gerilya Banjarnegara Berjuang telah memasuki Periode ke XXIV dimana sebanyak 417 peserta ambil bagian, dengan peserta tertua yang tercatat adalah Mbah Kirno asal Madiun (namun bermukin di Depok) yang sudah berusia 84 tahun. Wow .....
Dalam sambutan pelepasan peserta yang digelar di Lapangan Desa Leksana Kecamatan Karangkobar pada hari Jumat 10 November 2017 siang, Wakil Bupati mengungkapkan bahwa kegiatan Napak Tilas yang rutin diadakan setiap tahun ini adalah aksi nyata dalam memaknai nilai-nilai perjuangan. “Siapapun yang mengikuti kegiatan ini akan menyadari bahwa kita ada sampai saat ini karena jasa-jasa dan perjuangan para pahlawan untuk memperoleh kemerdekaan,” katanya. Karena itu dia mengajak kepada seluruh peserta Napak Tilas, untuk selalu menjaga semangat perjuangan para pahlawan, serta meneeruskan perjuangan pada bidang yang berbeda
Ketua Panitia Napak Tilas tahun ini, Arif Sofikhin alias Arif Tlewang mengatakan, peserta pelajar berasal dari hampir semua sekolah menengah atas di Kabupaten Banjarnegara sedangkan peserta umum berasal dari kalangan penggemar long march baik dari Banjarnegara sendiri maupun dari luar kota seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Trenggalek, Ciamis, Brebes, Wonosobo, Purwokerto dan kota kota lainnya. Menurutnya, selain untuk memperingati hari pahlawan, kegiatan napak tilas ini dilaksanakan sebagai wahana silaturahmi bagi masyarakat Banjarnegara dengan masyarakat, serta untuk memperdalam rasa nasionalisme dan patriotisme akan nilai-nilai perjuangan bangsa khususnya bagi generasi muda.
“Dengan Napak Tilas ini diharapkan dapat mencegah generasi muda melakukan kegiatan bersifat negative,” lanjutnya.
Napak Tilas Route Gerilya Banjarnegara Berjuang Periode ke XXIV ini dibagi menjadi tiga etape. Etape pertama dimulai dari Desa Leksana Kecamatan Karangkobar dengan tujuan desa Pejawaran Kecamatan Pejawaran sejauh kurang lebih 34 kilometer.
Pada etape kedua, peserta napak tilas melanjutkan perjalanan dari desa Pejawaran menuju Desa Kutayasa Kecamatan Madukara sejauh sekitar 48 kikometer.
Pada etape terakhir, peserta memulai perjalanan napak tilas dari Desa Kutayasa Madukara menuju titik akhir di Pendopo Kabupaten Banjarnegara di pusat kota sejauh sekitar 15 kilometer.
Perjalanan napak tilas ini menantang karena rute yang dilalui peserta kebanyakan jalan setapak atau hutan.
Berdasarkan catatan sejarah, halah ..........Napak tilas dengan rute gerilya pejuang kemerdekaan ini pertama kali diadakan pada 1992 silam lho oleh para pecinta alam dan KNPI.
Penyelenggaraan napak tilas ini berawal dari semangat mereka dalam menumbuhkan patriotisme di kalangan pemuda.
Juga didasari keprihatinan bersama terhadap minimnya pengetahuan masyarakat mengenai sejarah perjuangan para pahlawan di daerahnya masing-masing. Di sisi lain, dengan latar bekakang pecinta alam, pihak penyelenggara juga menyelipkan misi konservasi lingkungan. Dimana kegiatan ini sekaligus bagian dari ekspedisi untuk memetakan daerah-daerah rawan bencana semisal tanah longsor di sekitar rute napak tilas.
Dengan pemetaan yang tepat, pihaknya berharap bisa mengedukasi masyarakat setempat agar mau terlibat dalam upaya konservasi di daerah masing masing.
"Kami bawa bibit aren dan kopi. Tanaman kopi sebagai pengikat tanah untuk cegah longsor. Sementara Aren untuk melindungi mata air di daerah yang sumber mata airnya terus menurun, kopi adalah komoditas potensial yang cocok ditanam di daerah dengan struktur tanah miring karena akarnya yang mampu mengikat tanah sehingga mengurangi tingkat resiko bencana"kata Arif Tlewang.
Selain itu dalam rangka memperkenalkan potensi alam dan pariwisata di Banjarnegara kepada masyarakat luar,
jika rute gerilya yang dilalui berdekatan dengan objek wisata alam, peserta napak tilas akan diajak mampir sejenak untuk menikmati keindahan alam di objek tersebut. Menarik bukan ?
So, Tertarik ??