Posted by : ngatmow 4.28.2024

“Every time I survived a war zone, I thought I was sending a warning home : Don’t do this,”


Kalimat yang disampaikan oleh Lee (diperankan oleh Kirsten Dunst) ini menurutku adalah inti dari film ini; Civil War

Kekerasan tidak lagi terjadi di negara lain di belahan dunia lain. Kekerasan terjadi di rumah, di antara tetangga. Ngeri kan ? 


Terus ada lagi kalimat yang masuk juga :


" What kind of American are you? "


"orang Amerika macam apa kamu?" 

Pertanyaan menusuk yang dilontarkan oleh seorang warga di jalan ini adalah kutipan dari film, tetapi menurutku sangat relate dan tidak terlalu mengada-ada jika pertanyaan ini ditanyakan dalam kehidupan nyata. Bukan rahasia lagi bahwa Amerika saat ini adalah negara yang terpecah belah dan terpolarisasi, dan ketegangan tampaknya tidak akan mereda dalam waktu dekat. 


Civil War adalah film tentang perang distopia yang dirilis pada tahun 2024. Film ini ditulis dan disutradarai oleh Alex Garland. Jalan cerita film ini mengikuti tim jurnalis yang melakukan perjalanan melintasi Amerika Serikat selama perang saudara antara pemerintah federal yang otoriter dan beberapa faksi regional. Beberapa scene dari film berdurasi 1 jam 49 menit ini juga cukup mengerikan jika dijabarkan. Salah satunya lewat suspense nonstop sepanjang durasi film, yang mana ini menjadi salah satu ciri khas dari Garland, yang memang ahli dalam mengusung elemen suspense serta thriller yang tinggi. Sutradara Alex Garland selalu menjadi pembuat film yang provokatif, dan dalam Civil War ia mengeksplorasi mimpi buruk distopia yang membayangkan skenario terburuk bagi negara tersebut. Suram dan sulit ditonton, Civil War  adalah kisah peringatan yang tak henti-hentinya.



Btw apa itu distopia ?


Distopia (dari kata Yunani δυσ- dan τόπος, alternatifnya cacotopia,[1] kakotopia, atau anti-utopia) merupakan suatu komunitas atau masyarakat yang tidak didambakan atau terkesan menakutkan.[2][3] Istilah ini diterjemahkan sebagai "tempat yang tidak baik". Distopia sering kali dicirikan dengan dehumanisasi,[2] pemerintahan totaliter, bencana lingkungan,[3] atau karakteristik lainnya sehubungan dengan kemerosotan nilai secara dahsyat dalam masyarakat. Masyarakat distopis ditampilkan dalam banyak subgenre karya fiksi dan sering kali digunakan untuk menarik perhatian terhadap isu-isu dunia nyata mengenai masyarakat, lingkungan, politik, ekonomi, agama, psikologi, etika, ilmu, dan/atau teknologi, yang jika tidak ditangani dapat berpotensi menyebabkan suatu kondisi seperti distopia.


Itulah yang bakal kamu temukan pada cerita film Civil War. Walau ceritanya diambil dari sudut pandang jurnalis perang, konflik yang ditampilkan film ini tetap terasa sangat intens dan membuat penonton bisa melihat kekacauan perang dari sudut pandang yang berbeda. Scoring filmnya benar-benar juara, sampai mampu membuat penonton seperti berada langsung di medan perang.




Civil War bukanlah film yang memerlukan deduksi cerdas untuk menguraikan pesan atau tema yang dimaksudkan. Alih-alih sindiran halus untuk memancing pikiran, film ini mencengkeram bahu penonton dan mengguncang mereka dengan hebat, membombardir mereka dengan visual yang mengejutkan dan momen-momen yang mengganggu. Ceritanya fiksi, tetapi jelas dimaksudkan untuk dikaitkan dengan kenyataan. Selama momen pembukaan film, ada beberapa klip pendek tentang apa yang saya yakini sebagai kerusuhan dan kekerasan di dunia nyata. Dengan menyertakan visual tersebut, film ini seolah menunjukkan bahwa Amerika sedang berada di bibir jurang yang siap untuk jatuh entah kapan waktunya.



Civil War hadir sebagai pembuktian bahwa film distopia ternyata juga bisa mengangkat konflik yang realistis dan dekat dengan kehidupan nyata. Kondisi dunia dan teknologi yang diperlihatkan pun masih benar-benar sesuai dengan keadaan dunia saat ini. Bahkan karena dari sudut pandang jurnalis perang, kita bisa melihat efek kekacauan akibat perang yang begitu depresif. Bagaimana enggak? Jurnalis perang harus tetap menjalankan tugas mereka walau ada kekacauan dan kematian di depan mata mereka. Layaknya tentara, jurnalis perang bahkan harus mempunyai naluri dan strategi sendiri ketika terjun di medan perang.


Civil War memperlihatkan bagaimana jadinya jika Amerika Serikat mengalami Perang Saudara kedua akibat pemerintah yang otoriter. Alhasil, Amerika Serikat terbagi dalam empat faksi dan presiden menjadi musuh besar untuk sebagian masyarakat Amerika Serikat. Menariknya walau mengangkat konflik tentang Perang Saudara, kisah Civil War diceritakan lewat perspektif sekumpulan jurnalis perang yang nekat mempertaruhkan nyawa mereka untuk bisa mengabadikan momen peperangan tersebut.


Poin menarik lainnya adalah film ini juga dikemas dengan konsep road trip yang dilakukan para jurnalis dalam mengejar berita yang mereka inginkan. Enggak hanya satu medan perang, penonton bahkan diajak untuk menyaksikan kekacauan beberapa medan perang sekaligus, ditambah dengan konflik internal yang terjadi di antara kelompok jurnalis perang yang kisahnya kita ikuti. Bahkan, ada satu momen yang mana para jurnalis terjebak dalam situasi bahaya yang benar-benar memacu adrenalin saat menontonnya. 

Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, Civil War menampilkan sekumpulan jurnalis perang yang pergi ke Washington DC untuk mewawancarai presiden. Nah, sekumpulan jurnalis tersebut terdiri dari empat orang, di antaranya Lee Smith yang diperankan Kirsten Dunst, Joel yang diperankan Wagner Moura, Jessie Cullen yang diperankan oleh Cailee Spaeny, dan Sammy yang diperankan oleh Stephen McKinley HendersonKeempat aktor yang memerankan karakter tersebut berhasil menciptakan chemistry yang sangat baik, sehingga penampilan mereka benar-benar saling melengkapi. Apalagi, masing-masing karakter hadir dengan karakteristik yang berbeda-beda. 



Enggak hanya para pemeran utamanya, aktor-aktor pendukung lainnya juga tampil enggak kalah memukau walau kebanyakan dari mereka tampil cukup singkat di filmnya. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, para jurnalis mengunjungi beberapa medan perang selama perjalanan mereka ke Washington DC. Selama mampir, mereka dipertemukan dengan beberapa karakter yang diperankan dengan sangat baik oleh aktornya.

Civil War bahkan menampilkan satu adegan yang mana para jurnalis perang berada di suatu basecamp tentara. Pada momen tersebut, film ini hanya menampilkan suara kegaduhan yang memberikan efek imersif kepada penonton seakan berada langsung di lokasi tersebut. Nuansa perangnya pun semakin terasa realistis dengan desain produksi yang benar-benar berhasil menampilkan kekacauan perang.


Setelah tayang secara global, film ini meraih banyak nominasi, seperti Best Picture, Best Director, Best Actress, Best Screenplay, dan lainnya. Nominasi tersebut diberikan pada ajang penghargaan Astra Midseason Movie Awards, Golden Trailer Awards, dan Location Managers Guild International Awards lho ...... keren kan ?

Berdasarkan situs IMDb, Civil War juga mendapat rating cukup baik, yakni 7,1/10 dari 156K pengulas. Sementara pada laman Rotten Tomatoes, film ini mendapat rating 81 persen dari Tomatometer dan 70 persen dari penonton.


Penasaran ?
Gass .......




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow