Archive for Desember 2024

Dawet Ayu Banjarnegara, minuman khas yang jadi Warisan Budaya Tak benda Indonesia

Kakang kakang pada plesir (maring endi yayi)

Tuku dawet, dawete banjarnegara

Seger adem legi (apa iya)

Dawet ayu, dawete banjarnegara


Begitu sepenggal bait dari lagu berjudul “Dawet Ayu Banjarnegara” yang konon diciptakan seniman Banjarnegara bernama Bono (dan disebut-sebut sebagai asal sejarah nama dawet ayu) untuk kemudian dipopulerkan kembali oleh Grup Seni Calung dan Lawak Banyumas Peang Penjol yang terkenal di Karesidenan Banyumas pada era 1970-1980-an. 


Wajar kalau nama Dawet Ayu kemudian di identikkan dengan Banjarnegara karena dalam lirik lagu ini memang disebutkan beberapa kali kata 'Dawet Banjarnegara'.  Dalam liriknya lagu ini berkisah tentang percakapan sederhana antara adik dan kakak soal rencana pergi bepergian piknik kemana saja yang penting jangan lupa membeli dawet banjarnegara yang segar, dingin dan manis. Begitu ...... 




Dalam masyarakat Banjarnegara sendiri, asal muasal penamaan Dawet Ayu memang ada beberapa versi. Selain versi tersebut, ada pula versi Ahmad Tohari (dan setelah melalui penelusuran yang intensif ternyata versi Tohari ini mirip dengan keterangan tokoh masyarakat Banyumas, Kiai Haji Khatibul Umam Wiranu) yang mengatakan bahwa berdasarkan cerita tutur turun temurun, ada sebuah keluarga yang berjualan dawet sejak awal abad ke-20. Generasi ketiga penjual es dawet ini terkenal dengan parasnya yang cantik. Dari sini mulailah orang menyebutnya sebagai es dawete wong ayu yang artinya es dawet racikan wanita cantik.


Ada juga cerita dari mulut ke mulut yang beredar di masyarakat Banjarnegara bahwa popularitas dawet Banjarnegara ini adalah berkat jasa dan dorongan mantan Presiden Soeharto saat meresmikan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mrica pada 1989. Disebutkan saat itu Presiden Soeharto disuguhi minuman khas Banjarnegara yakni dawet oleh ibu ibu cantik, dan kemudian Pak Harto bilang minuman ini seterusnya disebut saja dawet ayu agar semakin terkenal ke seluruh Indonesia. 


Pak Harto juga menganjurkan supaya hiasan ukiran sosok Semar dan Gareng terpampang di angkringan dawet ayu. Semar Gareng atau disingkat mareng dalam bahasa Jawa artinya, musim kemarau.


“Jadi simbolnya nanti berupa Mareng, Semar dan Gareng yang menjadi penanda ajakan untuk menghilangkan rasa dahaga (kering, mareng atau kemarau) dengan meminum dawet ayu" begitu dikisahkan.



Btw, lupakan soal nama...... ingatlah soal rasa ...... halah ......


Dawet Ayu sendiri sebenarnya merupakan minuman yang unik. Keunikan es dawet ayu Banjarnegara terletak pada cita rasanya yang khas. Santan kelapa yang digunakan beraroma gurih dan tidak amis. Gula arennya juga berkualitas tinggi, memberikan rasa manis yang legit tanpa rasa pahit. Selain itu, dawetnya terbuat dari tepung beras yang diolah secara tradisional, sehingga menghasilkan tekstur yang kenyal dan lembut.


Selain cita rasanya, es dawet ayu Banjarnegara juga memiliki penampilan yang cantik. Warna hijau dari dawet dan putih dari santan berpadu harmonis, menciptakan tampilan yang menggoda. Ditambah es serut yang dingin dan serutan gula aren, es dawet ayu Banjarnegara menjadi sajian yang memanjakan mata dan lidah.


Menggoda ? 

Pasti dong.......


Pengakuan terhadap Dawet Ayu Banjarnegara juga nggak main main lho. Dawet Ayu Banjarnegara ditetapkan sebagai ‘Minuman Tradisional Terpopuler’ dan meraih Juara 1 pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2020 sekaligus sebagai minuman terfavorit pilihan masyarakat Indonesia pada ajang yang sama pada tahun 2021.




Pada tahun ini Dawet Ayu Banjarnegara telah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda Indonesia tahun 2024. Sertifikat penetapan tersebut diserahterimakan oleh Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara dalam kegiatan Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) Tahun 2024 pada hari Sabtu (16/11).




Foto by Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Banjarnegara 

Keren kan ?


Pengakuan terhadap Dawet Ayu Banjarnegara diharapkan kemudian menjadi kebanggaan dan sebuah komitmen bagi masyarakat Banjarnegara untuk terus berupaya melestarikan minuman khasnya tersebut.  Selain itu juga dapat mendorong masyarakat untuk lebih mencintai, menjaga, dan mengembangkan budaya lokal di tengah tantangan modernisasi untuk diwariskan kepada generasi mendatang.


So, kita sebagai generasi terkini siap untuk mengemban tugas itu ?

Harus lah ....

karena kalau bukan kita, siapa lagi ??

12.07.2024
Posted by ngatmow

Instagram

Arsip

Copyright 2008 ZISBOX- Metrominimalist | Template Diutak atik Ngatmow Prawierow